“Gag tau mesti percaya yang mana, percaya omongan mu atau ma sesuatu yang aku liat, mungkin ney namanya cemburu, cemburu yang ga beralasan, tapi aku yakin ini terakhir kali aku hubungi kamu bye ?”
Itu yang aku terima dari kamu, tapi aku harap itu bukan yang terakhir. Kisah ini berawal saat aku melihatmu lewat di depan kamarku. Dengan dandanan aga tomboy namun masih kelihatan sisi wanitanya saat rambut panjang itu menguntai. Sungguh aku tergoda, putih tidak hitam juga tidak. “Kamu manis sekali” itu yang ada di otakku. Otakku bergejolah apa yang menyebabkan dia ada disini?, bagaimana caranya aku tau dia? Hehehe naliri lelaki memang kadang susah diatur..
Namun kamu berlalu begitu saja dan tampa ku tau siapa kamu. Terhalang waktu yang singkat dan terhalang jarak. Hal itu membuatku melupakan sejenak tentang kedatanganmu saat itu. Mamun perlahan tetepi pasti kamu mulai datang dan tanpa aku ingat dengan jelas bagaimana kita kenalan. Bagai mana kita berjabat tangan dan sambil menyebutkan nama aku sudah tidak mempu mengingatnya.
Pertemuan kita begitu singkat. Tetapi aku ingat satu kalimat “Be, temanku naksir kamu. Mau gag ma dia” begitu kata temanmu dengan canda khasnya. Dasar, dia memang asal buka mulut tapi aku suka gayanya. Haha. Terimakasih tuhan itu kataku dalam hati, semoga benar apa yang temanya bilang.
Sambil berharap dengan doa, aku cari tau tentang dirimu melalui teman kostku yang merupakan teman baikmu itu. Heah…. Lancar jaya tetapi aku tidak berani terang terangan dulu. Tetapi dasar naluri lagi……. Suatu ketika aku mulai terang-terangan aku Tanya tentang kamu. Dan hasinya POSITIF
Tanpa aku sadari dan tanpa aku tau siapa yang memulai, rutinitas berkirim pesan mulai terjalin. Dari Tanya kabar, investigasi kegiatan sampai laporan harian mulai jadi menu wajib. Inbox penuh dengan pesanmu. Send item apa lagi, “de” begitu katanya. Dan aku suka itu. Hanya dua makluk bumi yang biasa memanggilku dengan kata itu, tetapi saat itu bertambah lagi satu. Duniaku berbeda ada yang menggelitik hatiku lagi. Kegilaanku bertambah parah, “gombal” begitu katanya saat singkatan kata-kata yang terpampang dilayarnya melebihi biasanya. Aku senang sekali, denganmu aku bisa terbuka tertawa jujur. Hujan-hujan menjemputmu, membawamu menyusiri jalan dan bolos kuliah….. aku merindukan itu.
“ceritanya aku potong karena aku mengalami kesulitan menterjemahkan gambar-gambar dikepalaku ini kedalam kata-kata”. Singkatnya kami berbunga-bunga [kami??... ah. Aku saja mungkun.
Sampai suatu saat, sms yang aku terima melebihi dugaan, bahasa kasarnya “break” sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Perih sakit dan sebagainya. Diniaku gelap, iblis kembali meraja.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan katanya, dan aku setuju dengan pendapat itu. “dan aku harus minta maaf karena telah menggangu ketenangan hidupmu”. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Selanjutnya hari berganti dan tahun berlalu HaPe ini semakin jarang memperlihatkan namamu di layar. Pernah suatu saat aku lewat di depan toko tempat biasanya dia “nongkrong” dan melihatnya menggendong anak kecil. Dia memakai baju putih dengan potongan rambut baru. Aku gag suka gaya rambut itu. Hahaha….. tapi sudah telat kalaupun aku bilang. Saat itu aku gag berani mampir dan berhenti, aku terlalu takut menghadapi nya. Hanya bisa berlalu …..
Dan itu lah yang terjadi, aku janjikan sesalu ada ruang untuknya. Meski hanya sekedar teman saat ini itu yang paling aku harapkan. Karena dengan itu aku bisa mengetahui keadaan nya.
*Lilin itu adalah lilin pertama yang aku tiup sepanjang hidupku. Biasanya aku hanya melakukan ritual itu denga gelas dan botol lengkap dengan kawan kawannya.
Itu yang aku terima dari kamu, tapi aku harap itu bukan yang terakhir. Kisah ini berawal saat aku melihatmu lewat di depan kamarku. Dengan dandanan aga tomboy namun masih kelihatan sisi wanitanya saat rambut panjang itu menguntai. Sungguh aku tergoda, putih tidak hitam juga tidak. “Kamu manis sekali” itu yang ada di otakku. Otakku bergejolah apa yang menyebabkan dia ada disini?, bagaimana caranya aku tau dia? Hehehe naliri lelaki memang kadang susah diatur..
Namun kamu berlalu begitu saja dan tampa ku tau siapa kamu. Terhalang waktu yang singkat dan terhalang jarak. Hal itu membuatku melupakan sejenak tentang kedatanganmu saat itu. Mamun perlahan tetepi pasti kamu mulai datang dan tanpa aku ingat dengan jelas bagaimana kita kenalan. Bagai mana kita berjabat tangan dan sambil menyebutkan nama aku sudah tidak mempu mengingatnya.
Pertemuan kita begitu singkat. Tetapi aku ingat satu kalimat “Be, temanku naksir kamu. Mau gag ma dia” begitu kata temanmu dengan canda khasnya. Dasar, dia memang asal buka mulut tapi aku suka gayanya. Haha. Terimakasih tuhan itu kataku dalam hati, semoga benar apa yang temanya bilang.
Sambil berharap dengan doa, aku cari tau tentang dirimu melalui teman kostku yang merupakan teman baikmu itu. Heah…. Lancar jaya tetapi aku tidak berani terang terangan dulu. Tetapi dasar naluri lagi……. Suatu ketika aku mulai terang-terangan aku Tanya tentang kamu. Dan hasinya POSITIF
Tanpa aku sadari dan tanpa aku tau siapa yang memulai, rutinitas berkirim pesan mulai terjalin. Dari Tanya kabar, investigasi kegiatan sampai laporan harian mulai jadi menu wajib. Inbox penuh dengan pesanmu. Send item apa lagi, “de” begitu katanya. Dan aku suka itu. Hanya dua makluk bumi yang biasa memanggilku dengan kata itu, tetapi saat itu bertambah lagi satu. Duniaku berbeda ada yang menggelitik hatiku lagi. Kegilaanku bertambah parah, “gombal” begitu katanya saat singkatan kata-kata yang terpampang dilayarnya melebihi biasanya. Aku senang sekali, denganmu aku bisa terbuka tertawa jujur. Hujan-hujan menjemputmu, membawamu menyusiri jalan dan bolos kuliah….. aku merindukan itu.
“ceritanya aku potong karena aku mengalami kesulitan menterjemahkan gambar-gambar dikepalaku ini kedalam kata-kata”. Singkatnya kami berbunga-bunga [kami??... ah. Aku saja mungkun.
Sampai suatu saat, sms yang aku terima melebihi dugaan, bahasa kasarnya “break” sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Perih sakit dan sebagainya. Diniaku gelap, iblis kembali meraja.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan katanya, dan aku setuju dengan pendapat itu. “dan aku harus minta maaf karena telah menggangu ketenangan hidupmu”. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Selanjutnya hari berganti dan tahun berlalu HaPe ini semakin jarang memperlihatkan namamu di layar. Pernah suatu saat aku lewat di depan toko tempat biasanya dia “nongkrong” dan melihatnya menggendong anak kecil. Dia memakai baju putih dengan potongan rambut baru. Aku gag suka gaya rambut itu. Hahaha….. tapi sudah telat kalaupun aku bilang. Saat itu aku gag berani mampir dan berhenti, aku terlalu takut menghadapi nya. Hanya bisa berlalu …..
Dan itu lah yang terjadi, aku janjikan sesalu ada ruang untuknya. Meski hanya sekedar teman saat ini itu yang paling aku harapkan. Karena dengan itu aku bisa mengetahui keadaan nya.
*Lilin itu adalah lilin pertama yang aku tiup sepanjang hidupku. Biasanya aku hanya melakukan ritual itu denga gelas dan botol lengkap dengan kawan kawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar